Laman

07 April, 2015

Untukmu Pemuda Indonesia

(Foto; Qori Pratama Penulis Untukmu Pemuda Indonesia)
 
Belajar itu tidak mudah, karena butuh perjuangan yang begitu mendalam. Diri kia seharusnya bisa mengejawantahkan dalam sebuah proses standarisasi hidup. Hidup yang baik, adalah hidup yang bisa melalui proses-proses setiap peristiwa, serta bisa mengambil dari pembelajarannya.
    
Kondisi saat ini, jangan kita samakan dengan dahulu, mengapa demikian ? ya jelas saat ini kita bisa memahami betapa bedanya dengan kondisi zaman sekarang. Dahulu itu disebut sejarah, bisa jadi legenda yang tercatat dalam debu-debu halus serta kasar. Seharusnya kita bisa mengukur diri bahwa, kita harus berubah bukan, malah berdiam diri.
    
Sejarah sudah mencata bahwa pemuda dulu itu sangat cerdas. Walaupun, kondisi serba terbatas. Mereka juga tak mau hidup dalam kegagalan, mereka sering meneriakkan motivasi yaitu dengan slogan “Merdeka”. Mereka mengambil peran sebagai pemuda bukan, dengan instan menerimanya. Mereka melakukan konsolidasi yang matang, berbicara yang subtansi saja bukan, berbicara omong kosong itu pemuda dahulu.
    
Dewasa ini, diri kita harus terus memproses diri dengan kata “Move On” itu kunci sukses pemuda. Kalau pun anda merasa belum “Move On” bearti anda lahir sebagai pemuda yang mati. Saya Qori Pratama, bukanlah siapa-siapa ? karena saya lahir di sebuah desa persingahan para pencari nafkah. Desa terpencil yang pemudanya belum bisa bersatu membangun desa tercinta. Banyaknya kelompok apalagi, kepentingan.
    
Dengan tulisan singkat ini, saya katakan mimpi itu perlu ditulis. Namun, tak perlu dirangkai dengan kalimat-kalimat yang manis. Tetapi, cukup dengan pembuktian saja. Kalau melihat kondisi pemuda Indonesia dengan latar belakang diatas, otomatis saya katakan sangatlah sulit untuk bersatu. Apabila hanya bisany duduk-duduk di pinggir jalan, karokean, balap liar, pergulan bebas dan lain lain. Itulah penyakit yang selalu menghantui pemuda.
    
Kalau pun pemuda Indonesia bersatu, itu karena ada persepsi yang sama serta sebuah pernyataan pemikiran yang sama. Namun, sudah menjadi sunnatullah, bahwa kita umat Islam pun akan terbagi menjadi beberapa golongan begitu, dengan pemuda Indonesia saat ini.
    
Indonesia butuh pemuda yang energi bukan pandai memanipulasi, Indonesia butuh pemuda yang berkontribusi bukan pandai beretorika, Indonesia butuh pemuda yang Intelektual bukan berpolitik paragmatis. Satu hal untuk Indonesia “PEMUDA INDONESIA ADALAH NKRI HARGA MATI”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar