Laman

30 Oktober, 2013

Bangkitnya Pemuda Indonesia

Hidup dan Mati negara kita ada di tangan Pemuda, momentum sumpah pemuda menjadikan bangsa yang terpuruk ekonomi menjadi maju oleh anak muda, bangsa yang krisis pemimpinan saatnya yang muda di majukan menjadi sosok pemimpin di Indonesia. catatan saat dan detik ini Negara kita sudah mencapai 85 Tahun memperingati sumpah pemuda, peran pemuda sudah digusur oleh para kaum tua.  kaum muda lemah, tak mau memberontak. sejalan dengan pentas politik pemuda pun kalah dengan kaum tua, seharusnya kaum tua segera menyerahkan kepada kaum muda. ingat tragedi Bung karno dan bung hatta di asingkan itu ulah pemuda,yang sering disebut peristiwa renggas dengklok.

Peristiwa Renggas Denklok Pemuda Yang Punya Nyali.
Sekitar pukul 12.00 kedua utusan meninggalkan halaman rumah Ir. Sukarno dengan diliputi perasaan kesal memikirkan sikap dan perkataan sukarno-Hatta. Sesampainya mereka di tempat rapat, mereka melaporkan semuanya. Menanggapi hal itu  kembali golongan muda mengadakan rapat dini hari tanggal 16 Agustus 1945 di asrama Baperpi, Jalan Cikini 71, Jakarta. Selain dihadiri oleh para pemuda yang mengikuti rapat sebelumnya, rapat ini juga dihadiri juga oleh Sukarni, Jusuf Kunto, dr. Muwardi dari Barisan Pelopor dan Shudanco Singgih dari Daidan PETA Jakarta Syu. Rapat ini membuat keputusan “menyingkirkan Ir. Sukarno dan Drs. Moh. Hatta ke luar kota dengan tujuan untuk menjauhkan mereka dari segala pengaruh Jepang”. Untuk menghindari kecurigaan dari pihak Jepang, Shudanco Singgih mendapatkan kepercayaan untuk melaksanakan rencana tersebut.Rencana ini berjalan lancar karena mendapatkan dukungan perlengkapan Tentara PETA dari CudancoLatief Hendraningrat yang pada saat itu sedang menggantikan Daidanco Kasman Singodimedjo yang sedang bertugas ke Bandung. Maka pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.30 waktu Jawa sekelompok pemuda membawa Ir. Sukarno dan Drs. Moh. Hatta ke luar kota menuju Rengasdengklok, sebuah kota kawedanan di pantai utara Kabupaten Karawang. Alasan yang mereka kemukakan ialah bahwa keadaan di kota sangat genting, sehingga keamanan Sukarno-Hatta di dalam kota sangat dikhawatirkan. Tempat yang dituju merupakan kedudukan sebuah cudan (kompi) tentara PETA Rengasdengklok dengan komandannya Cudanco Subeno.Sehari penuh Sukarno dan Hatta berada di Rengasdengklok. Kewibawaan yang besar dari kedua tokoh ini membuat para pemuda segan untuk melakukan penekanan lebih jauh. Namun dalam suatu pembicaraan berdua dengan Ir. Sukarno, Shudanco Singgih beranggapan Sukarno bersedia untuk menyatakan proklamasi segera setelah kembali ke Jakarta. Oleh karena itulah Singgih pada tengah hari itu kembali ke Jakarta untuk menyampaikan rencana proklamasi kepada kawan-kawannya.
Sementara itu di Jakarta para anggota PPKI yang diundang rapat pada tanggal 16 agustus memenuhi undangannya dan berkumpul di gedung Pejambon 2. Akan tetapi rapat itu tidak dapat dihadiri oleh pengundangnya Sukarno-Hatta yang sedang berada di Rengasdengklok. Oleh karena itu mereka merasa heran. Satu-satu jalan untuk mengetahui mereka adalah melalui Wikana salah satu utusan yang bersitegang dengan Sukarno-Hatta malam harinya. Oleh karena itulah Mr. Ahmad Subardjo mendekati Wikana. Selanjutnya antara kedua tokoh golongan tua dan tokoh golongan muda itu tercapai kesepakatan bahwa Proklamasi Kemerdekaan harus dilaksanakan di Jakarta. Karena adanya kesepakatan itu, maka Jusuf Kunto dari golongan muda bersedia mengantarkan Mr. Ahmad Subardjo bersama sekretarisnya, Sudiro (Mbah) ke Rengasdengklok. Rombongan ini tiba pada pukul 18.00 waktu Jawa. Selanjutnya Ahmad Subardjo memberikan jaminan dengan taruhan nyawa bahwa Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan pada keesokan harinya tanggal 17 Agustus 1945 selambat-lambatnya pukul 12.00. Dengan adanya jaminan itu, maka komandan kompi PETA Rengasdengklok, Cudanco Subeno bersedia melepaskan Ir. Sukarno dan Drs. Moh Hatta kembali ke Jakarta.

Muda Terus Berkarya Untuk Negeri

Seharusnya pemuda bangsa yang banyak mencerminkan kematangan dalam berkedaulatan, pemudanya lebih berkontributif lagi dengan semagat pemudanya. ikut andil dalam pergerakan mahasiswa kalau dia mahasiswa, ikut andil dalam menuntaskan korupsi. pemuda itu bukan pengangguran, bukan dekil dan bukan pemuda yang korup. banyak sudah contoh pemuda hebat, bertitel namun, moralnya tidak bisa bersamaan dengan intelektualnya karena lemah hatinya. sosok pemuda sekarang tidak bisa kita temukan kembali M. Natsir, Bung Hatta, Bung Karno, Budi Utomo dls. pemerintah sebenarnya mempunyai peranan besar untuk kemajuan pemuda dan bangsa Negara ini. Tatanan pemuda seharusnya dalam pemerintahan di tengah-tengah sebagai penyambung lidah aspirasi masyarakat. Ketika pemuda itu tak berdaya dengan idealisnya maka, banyak pemuda yang bungkam hanya diam. Menimbulkan idealis yang tinggi kepada pemuda saat ini sangat sulit sekali mengapa? Karena sudah banyak yang merasuki pemikirannya baik melalui media, internet, hedonisme, life style, dls. Seyogyanya pemuda yang diharapkan bisa menjadi penerus estafet bangsa yang besar ini. Kita bangsa yang besar banyak sudah mencetuskan penggerak di masing-masing bidang, bidang ekonomi ada Anak muda, politik ada anak muda, kampus apalagi banyak anak muda. Kita sebagai kaum muda harus bangkit bangun negeri pertiwi ini, sudah saatnya kita keluar dari belenggu para orang tua. Terus berjuang pemuda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar