Laman

05 Juli, 2014

Perbedaan Ummat Rahmatan Lil Alamin.

Perbedaan Ummat Rahmatan Lil Alamin.
Manusia adalah ummat yang Rahmatan Lil Alamin persaudaraan tiada habisnya begitu pun dengan rasa ukhuwahnya yang menjelma di dalam sanubari hati mereka dengan satu panji yaitu islam kaffah. kita sadari umat yang begitu besar dalam keagamaannya dan banyak perbedaan di dalamnya namun, mereka tetap satu prinsip satu tujuan menuju puncak kemenangan dengan risalah kenabiaannya. seharusnya mereka yang beraliran agama dengan perbedaannya dan pemahamannya bisa mengejahwantakan dalam kehidupan untuk saling berdampingan baik dalam tukar pikiran, maupun kegiatan keagaamaan. semuanya memiliki kaidah dan thoriqoh masing-masing yang diejahwantakan melalui kegiatan agamanya maupun dalam setiap pelaksaan pribadatannya, kita bisa berkaca dari saudara-saudara kita di papua, di ambon yang mereka hidup saling berdampingan dengan tenang dan damai. banyak umat muslim di dunia maupun di Indonesia melebur dalam satu pluralisme tapi, tidak bisa menterjemahkan dalam keagaamaan Islam yang kaffah. hal inilah bayak sekali perdebatan yang panjang tak ada hentinya. Mari sejenak kita telaah dan kita pahami ayat kalamullah:
Dalam Surat Al-Anbiya’ ayat 107.  Allah SWT berfirman :
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِين
” Dan kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad) melainkan untuk menyebarkan kasih sayang terhadap semesta alam”

Konsep Islam Rahmatan Lil Alamin yang mengandung nilai universal dan sempurna menjadi sebuah pedoman hidup untuk menggapai kebahagiaan dalam mengarungi kehidupan, baik di dunia maupun di akhirat kelak, sehingga untuk menggapainya, paling tidak, hubungan atau interaksi vertical (hablun minallah) dan horizontal (hablun minannas) harus diperhatikan dan dipahami dengan sesungguhnya.
Manusia sebagai makhluk sosial, dalam kesehariannya tentu melakukan interaksi dengan sesamanya,sehingga hubungan antar manusia pun diatur sedemikian rupa dalam Islam, demi terciptanya keharmonisan dan kedamaian dalam kehidupannya. Dalam konteks ini, Islam mengajarkan ummatnya untuk senantiasa berpegang teguh terhadap ajaran agama Allah, hidup rukun, menjunjung tinggi nilai persaudaraan, persatuan dan kesatuan tanpa permusuhan.
sebagaimana difirmankan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Ali Imron ayat 103 :
وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللّهِ جَمِيعاً وَلاَ تَفَرَّقُواْ وَاذْكُرُواْ نِعْمَتَ اللّهِ عَلَيْكُمْ
إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاء فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَاناً
“Dan berpegang teguhlah kalian semua  kepada tali agama Allah,  dan janganlah kalian bercerai berai,dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu, ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu dengan nikmat-Nya kalian menjadi bersaudara”.


Sejarah panjang peradaban manusia selalu diwarnai konflik dari level komunitas terkecil hingga komunitas terbesar yang disebabkan dan dilatarbelakangi oleh berbagai faktor, motif dan kepentingan. Dalam hal ini, tentunya dibutuhkan upaya untuk merekonsiliasi dan memperbaiki hubungan antara pihak-pihak terkait demi terciptanya kembali hubungan dan kehidupan yang harmonis dan penuh kedamaian. Konsep Islah (rekonsiliasi) dalam konflik merupakan salah satu ajaran agama Islam. Dalam Al-Qur’an terdapat beberapa ayat yang menerangkan tentang konsep Islah tersebut, baik dalam kontek konflik level komunitas kecil seperti konflik yang terjadi dalam hubungan suami istri (Surat An-Nisa’ ayat 128), maupun dalam level komunitas besar seperti konflik yang terjadi antara dua kelompok orang mukmin yang bertika (Surat Al-Hujarat ayat 9).
Tidak hanya Al-Qur’an saja yang berbicara tentang Islah, dalam hadits Nabi Muhammad SAW terdapat beberapa hadits yang menyeru dan menerangkan tentang Islah, diantaranya adalah hadits riwayat Abu Darda’, bahwa Rasulullah SAW bersabda :

ألا أخبركم بأفضل من درجة الصيام والصلاة والصدقة,  قالوا بلى يا رسول الله
قال : إصلاح ذات البين وفساد ذات البين الحالقة
” Maukah kalian saya beritahu suatu hal yang lebih utama daripada derajat puasa, sholat dan sedekah?. Para sahabat menjawab : tentu ya Rasulallah. Lalu Nabi bersabda : hal tersebut adalah  mendamaikan perselisihan, karena karakter perselisihan itu membinasakan” (HR. Abu Daud).

Islah/rekonsiliasi adalah sebuah upaya mendamaikan atau membuat harmonisasi antara dua atau beberapa pihak yang berselisih. Islam telah menawarkan beberapa solusi untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang mengganggu hubungan dalam keluarga dan sosial kemasyarakatan agar terjalin nilai ukhuwah dan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat, ikatan kasih sayang dan keseimbangan alam tetap terjaga,   dan masyarakat yang penuh dengan rasa kasih sayang dan persaudaraan. Indonesia yang memiliki karakter dan ciri tersendiri dalam sejarah tentang agama islam beraneka ragam sehingga kita harus tetap pada satu pintu yaitu tauhid Islam yang kaffah. adapun beda start berpuasa itu biasa karena kita miliki pandangan dan ijtihad masing-masing maupun dengan sholat tarawihnya juga ada beberapa yang berbeda. dalam hal perbedaan ini kita jadikan satu tujuan menuju berkahnya bulan ramadhan pada saatnya kita bisa menikmati kemenangan, kemenangan yang haqiqi datang dari Allah swt. Salamualaikum Bima Shobartum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar