Laman

13 Agustus, 2012

Pengelolaan Pengajaran


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kurikulum lebih luas daripada sekedar rencana pelajaran, karena kurikulum meliputi segala pengalaman atau proses belajar siswa yang direncanakan dan dilaksanakan di bawah bimbingan lembaga pendidikan (Rusman, 2009: 59). Hal ini menunjukan bahwa kurikulum bukan hanya berupa dokumen bahan cetak , melainkan rangkaian aktivitas siswa yang dilakukan baik itu di dalam kelas, di luar kelas, di laboratorium, di lapangan, maupun di lingkungan masyarakat yang direncanakan serta di bimbing oleh sekolah untuk mencapai tujuan pembelajaran.
            Kurikulum juga merupakan salah satu aspek yang sangat diperlukan dalam dunia pendidikan, hal ini disebabakan karena kurikulum dapat mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Apabila proses pembelajaran tanpa kurikulum maka yang akan terjadi pendidik akan kesulitan dalam melaksanakan proses pembelajaran dan ini bisa mengakibatkan proses pembelajaran tidak berjalan efektif .
            Didalam kurikulum, kita akan menemukan banyak hal yang harus diperhatikan salah satunya adalah organisasi kurikulum. Organisasi kurikulum merupakan pola atau desain bahan kurikulum yang tujuannya untuk mempermudah siswa dalam mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif (Rusman, 2009:60).
            Selain organisasi kurikulum, hal yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah penerapan (implementasi) kurikulum itu sendiri dalam proses pembelajaran. Meskipun kurikulum dirancang dengan sebaik mungkin, namun apabila penerapannya tidak berjalan dengan efektif maka dapat dipastikan proses pembelajaran akan berjalan tidak optimal. Ini menunjukan bahwasanya penerapan kurikulum dalam proses pembelajaran patut menjadi perhatian kita.
Berdasarkan hal-hal diatas dalam makalah ini, pemakalah akan membahas mengenai organisasi kurikulum  dalam proses pembelajaran.



Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
·         Apa yang dimaksud dengan organisasi kurikulum?
·         Apa saja peran kurikulum dalam pendidikan?
·         Bagaimana cara meng-implementasi-kan kurikulum dalam proses pembelajaran?


























BAB II
ORGANISASI KURIKULUM DAN
IMPLEMENTASI KURIKULUM DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Pengertian Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum terdiri dari dua suku kata yaitu “ organisasi” dan “ kurikulum”. Didalam kamus ilmiah populer, organisasi diartikan sebagai penyusunan dan pengaturan bagian-bagian hingga menjadi suatu kesatuan.
            Sedangkan pengertian kurikulum menurut Jhon Dewey merupakan suatu rekonstruksi berkelanjutan yang memaparkan pengalaman belajar anak didik melalui suatu susunan pengetahuan yang terorganisir dengan baik (H. Somantrie, 1993:2). Adapun menurut Rusman dalam  bukunya Manajemen Kurikulum mengemukakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
            Berdasarkan uraian diatas, dapat kita pahami bahwa kurikulum merupakan keseluruhan program yang mencakup tujuan, isi, dan kegiatan pembelajaran yang diatur, direncanakan dan digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.
            Organisasi kurikulum dapat diartikan sebagai  pola atau bentuk penyusunan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada murid-murid (B. Suryosubroto, 1990:1) atau dalam pengertian lain organisasi kurikulum merupakan pola atau desain bahan kurikulum yang tujuannya untuk mempermudah siswa dalam mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif(Rusman, 2009:60).
Dari pengertian diatas, secara garis besar organisasi kurikulum dapat diartikan sebagai pola bahan kurikulum yang mencakup tujuan, isi, dan kegiatan pembelajaran yang diatur dan direncanakan secara sistematis untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga  pembelajaran tersebut dapat berjalan efektif dan efesien dan tujan pembelajaran  dapat tercapai secara optimal.

Peranan Kurikulum dalam Pendidikan
Kurikulum sebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis mengemban  peranan yang sangat penting bagi pendidikan para siswa. Adapun peranan kurikulum secara garis besar terdapat tiga peranan yaitu peranan konservatif, peranan kritis atau evaluatif, dan peranan kreatif (Oemar Hamalik, 1990: 8). Ketiga peranan ini sama pentingnya dan ketiganya perlu dilaksanakan secara berkesinambungan.
Ø  Peranan Konservatif
            Peranan konservatif  adalah mentranmisikan dan mentafsirkan warisan sosial          kepada generasi muda. Dengan demikian, sekolah sebagai suatu lembaga sosial        dapat mempengaruhi dan membina tingkah laku para siswa sesuai dengan nilai-nilai            sosial yang ada dalam masyarakat, sejalan dengan peranan   pendidikan sebagai proses sosial.
Ø  Peranan Kritis atau Evaluatif
Kebudayaan senantiasa berubah dan bertambah. Sekolah tidak hanya mewariskan kebudayaan yang ada, melainkan juga menilai, memilih unsur-unsur kebudayaan yang akan diwariskan. Dalam hal ini, kurikulum turut aktif berpartisipasi dalam kontrol sosial dan menekankan pada unsur berpikir kritis. Nilai-nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan masa mendatang dihilangkan dan diadakan modifikasi serta dilakukan perbaikan.
Ø  Peranan Kreatif
Kurikulum melakukan kegiatan-kegiatan kreatif dan konstruktif, dalam arti mencipta dan menyusun sesuatu yang baru sesuai dengan kebutuhan masa sekarang dan masa mendatang dalam masyarakat. Guna membantu setiap individu mengembangkan semua potensi yang ada padanya, maka kurikulum menciptakan pelajaran, pengalaman, cara berpikir, kemampuan dan keterampilan yang baru, dalam arti yang memberikan manfaat bagi masyarakat.

            Tiga peranan diatas menunjukan bahwa kurikulum berperan penting dalam proses pendidikan. Dimana dalam proses pendidikan tersebut para siswa dididik dan dibina untuk manjadi manusia yang berguna bagi masyarakat dan negara. Peran-peran tersebut diharuskan berjalan secara efisien agar kurikulum dapat memenuhi tuntutan waktu dan keadaan dalam membawa peserta didik menuju kepada kebudayaan masa depan tanpa mengabaikan budaya yang telah ada.
Implementasi Kurikulum dalam Proses Pembelajaran
Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut aktivitas, kreatifitas, dan kearipan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan secara efektif dan menyenangkan (E. Mulyasa, 2006:189). Dari pengertian ini, sosok seorang guru sangat berperan penting dalam berlangsungnya pembelajaran. Begitu juga dalam implementasi kurikulum, guru juga sangat berperan penting dalam mengaktualisasi kurikulum dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu guru dituntut untuk kreatif dalam mengimplementasikan kurikulum kepada peserta didik yang memiliki karakteristik berbeda.
            Adapun cara mengimplementasikan kurikulum menurut E. Mulyasa dalam bukunya Kurikulum yang Disempurnakan ada lima cara yang berkesinambungan yaitu:
Ø Menciptakan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)
Guru harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat yang sangat kompleks, sehingga guru harus bisa menentukan secara tepat pendekatan, metode dan tekhnik yang tepat untuk bisa mengaktualisasi kurikulum secara efektif serta guru juga harus bisa menciptakan pembeljaran aktif, keatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM).
Pembelajaran Aktif
 Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktifitas peserta didik dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran dikelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya.
Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelejaran yang mengharuskan guru untuk dapat memotifasi dan memunculkan kreatifitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung, dengan mengunakan beberapa metode dan strategi yang bervariasi , misalnya bekerja kelompok, bermain peran dan pemacahan masalah.



Pembelajaran Efektif
Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mampu memberikan pengalaman baru dan maembentuk kompetensi peserta didik, serta mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin dicapai secara optimal.
Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran menyenangkan merupakan suatu proses pembelajaran yang didalamnya terdapat sebuah kohesi yang kuat antara pendidik dan peserta didik, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan. Dengan kata lain, pembelajaran menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Ø Memilih Pendekatan Pembelajaran yang Tepat
Dalam pelaksanaan kurikulum, belajar dapat dipandang sebagai aktivitas psikologis yang memerlukan dorongan dari luar. Oleh karena itu hal-hal yang harus diupayakan adalah memotivasi peserta didik dan bagaimana materi belajar harus dikemas secara menarik  sehingga bisa membangkitkan motivasi, gairah dan nafsu belajar. Jadi seorang pendidik harus bisa melakukan pendekatan yang tepat agar bisa menemukan metode yang efektif dalam mengaktualisasi kurikulum kepada peserta didik yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Ø Melakukan Pembentukan Kompetensi Peserta Didik
Pembentukan kompetensi peserta didik merupakan proses pembelajaran yang direncanakan dalam implementasi kurikulum. Untuk kepentingan tersebut, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator hasil belajar dan waktu yang diperlukan harus ditetapkan sesuai dengan kepentingan pembelajaran sehingga peserta didik memperoleh kesempatan dan pengalaman pembelajaran yang optimal.
Ø Menetapkan Kriteria Keberhasilan
Kualitas pembelajaran dan pembentukan kompetensi dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran atau pembentukan kompetensi dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruh  atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktiv, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran, disamping menunjukan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan prilaku yang  positif pada diri peserta didik seluruhnya ayau setidak-tidaknya sebagian besar  (75%) dari peserta didik.
ØOrganisasi dan Manajemen Pembelajaran
Agar proses pembelajaran dapat dilaksanakan secara optimal perlu dikembangkan organisasi dan manajemen pembelajaran yang diaktualisasikan sedemikian rupa. Dalam organisasi dan manajemen pembelajaran ada hal yang perlu diperhatikan , yaitu pelaksanaan pembelajaran, pengadaan dan pembinaan tenaga ahli, pendayagunaan lingkungan dan sumber daya masyarakat, pengembangan dan penataan kebijakan, serta keterbatasan pembelajaran.  Hal ini perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran agar terciptanya keefektifan, keefisienan dan keoptimalan dalam proses pembelajaran.
            Dilihat dari beberapa cara implementasi kurikulum diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa cara-cara tersebut memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya. Dimana setiap cara memiliki pengaruh terhadap implementasi kurikulum, apabila salah satu cara tersebut tidak berjalan optimal maka implementasi kurikulum pun tidak akan optimal. Hal ini harus menjadi perhatian serius bagi lembaga pendidikan, karena lembaga pendidikan sangat berperan besar dalam mengaktualisasikan kurikulum. Karena apabila cara-cara ini terabaikan maka peran-peran kurikulum  pun akan tercapai secara tidak optimal.














           
                                                                     BAB III             
PENUTUP

Dunia pendidikan tidak akan lepas dari kurikulum, karena kurikulum  merupakan komponen yang sangat berperan  penting dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Dalam  lembaga pendidikan akan sulit tercapai tujuan pembelajarannya tanpa didukung oleh kurikulum yang diatur, direncanakan dan digunakan secara efektif, maka dari itu tentu kita harus mengatur dan mengorganisir kurikulum tersebut sesuai dengan perkembangan zaman yang semakin maju tanpa menghilangkan peran utama kurikulum sebagai konservatif, kritis atau evaluatif dan kreatif.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal tidak hanya sebatas konsep kurikulum yang terencana dan teratur dengan rapi, akan tetapi banyak hal lain yang mempengaruhi tercapai atau tidaknya tujuan dari suatu pembelajaran tersebut, diantaranya penerapan kurikulum dalam proses pembelajaran. Dan hal ini sangat erat kaitannya dengan pendidik, sehingga seorang pendidik dituntut untuk dapat memilih strategi yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran diantaranya menentukan pendekatan, metode dan alat/media yang sesuai, sehingga kurikulum dapat teraktualisasikan dan tujuan pembelajaran pun dapat tercapai secara maksimal.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar