BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kurikulum lebih luas daripada sekedar rencana pelajaran,
karena kurikulum meliputi segala pengalaman atau proses belajar siswa yang
direncanakan dan dilaksanakan di bawah bimbingan lembaga pendidikan (Rusman, 2009:
59). Hal ini menunjukan bahwa kurikulum bukan hanya berupa dokumen bahan cetak
, melainkan rangkaian aktivitas siswa yang dilakukan baik itu di dalam kelas,
di luar kelas, di laboratorium, di lapangan, maupun di lingkungan masyarakat
yang direncanakan serta di bimbing oleh sekolah untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Kurikulum juga merupakan salah
satu aspek yang sangat diperlukan dalam dunia pendidikan, hal ini disebabakan karena
kurikulum dapat mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Apabila proses
pembelajaran tanpa kurikulum maka yang akan terjadi pendidik akan kesulitan
dalam melaksanakan proses pembelajaran dan ini bisa mengakibatkan proses
pembelajaran tidak berjalan efektif .
Didalam kurikulum, kita akan menemukan banyak
hal yang harus diperhatikan salah satunya adalah organisasi kurikulum. Organisasi
kurikulum merupakan pola atau
desain bahan kurikulum yang tujuannya untuk mempermudah siswa dalam mempelajari
bahan pelajaran serta mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar
sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif (Rusman, 2009:60).
Selain
organisasi kurikulum, hal yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah penerapan
(implementasi) kurikulum itu sendiri dalam proses pembelajaran. Meskipun
kurikulum dirancang dengan sebaik mungkin, namun apabila penerapannya tidak
berjalan dengan efektif maka dapat dipastikan proses pembelajaran akan berjalan
tidak optimal. Ini menunjukan bahwasanya penerapan kurikulum dalam proses
pembelajaran patut menjadi perhatian kita.
Berdasarkan hal-hal diatas dalam makalah ini, pemakalah
akan membahas mengenai organisasi kurikulum dalam proses pembelajaran.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
·
Apa yang dimaksud dengan organisasi kurikulum?
·
Apa saja peran kurikulum dalam pendidikan?
·
Bagaimana cara meng-implementasi-kan kurikulum dalam proses pembelajaran?
BAB II
ORGANISASI KURIKULUM DAN
IMPLEMENTASI KURIKULUM DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Pengertian Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum terdiri dari dua suku kata yaitu “
organisasi” dan “ kurikulum”. Didalam kamus ilmiah populer, organisasi
diartikan sebagai penyusunan dan pengaturan bagian-bagian hingga menjadi suatu
kesatuan.
Sedangkan
pengertian kurikulum menurut Jhon Dewey merupakan suatu rekonstruksi
berkelanjutan yang memaparkan pengalaman belajar anak didik melalui suatu
susunan pengetahuan yang terorganisir dengan baik (H. Somantrie, 1993:2). Adapun
menurut Rusman dalam bukunya Manajemen
Kurikulum mengemukakan
bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Berdasarkan uraian diatas, dapat
kita pahami bahwa kurikulum merupakan keseluruhan program yang mencakup tujuan,
isi, dan kegiatan pembelajaran yang diatur, direncanakan dan digunakan sebagai
pedoman untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.
Organisasi
kurikulum dapat diartikan sebagai pola
atau bentuk penyusunan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada murid-murid
(B. Suryosubroto, 1990:1) atau dalam pengertian lain organisasi kurikulum
merupakan pola atau desain bahan kurikulum yang tujuannya untuk mempermudah
siswa dalam mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah siswa dalam melakukan
kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif(Rusman,
2009:60).
Dari
pengertian diatas, secara garis besar organisasi kurikulum dapat diartikan
sebagai pola bahan kurikulum yang mencakup tujuan, isi, dan kegiatan
pembelajaran yang diatur dan direncanakan secara sistematis untuk mempermudah proses pembelajaran
sehingga pembelajaran tersebut dapat
berjalan efektif dan efesien dan tujan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
Peranan Kurikulum dalam Pendidikan
Kurikulum sebagai program pendidikan yang telah
direncanakan secara sistematis mengemban
peranan yang sangat penting bagi pendidikan para siswa. Adapun peranan
kurikulum secara garis besar terdapat tiga peranan yaitu peranan konservatif,
peranan kritis atau evaluatif, dan peranan kreatif (Oemar Hamalik, 1990: 8).
Ketiga peranan ini sama pentingnya dan ketiganya perlu dilaksanakan secara
berkesinambungan.
Ø Peranan Konservatif
Peranan konservatif adalah mentranmisikan dan mentafsirkan warisan
sosial kepada generasi muda.
Dengan demikian, sekolah sebagai suatu lembaga sosial dapat mempengaruhi dan membina tingkah laku para siswa sesuai
dengan nilai-nilai sosial yang
ada dalam masyarakat, sejalan dengan peranan pendidikan
sebagai proses sosial.
Ø Peranan Kritis atau Evaluatif
Kebudayaan senantiasa berubah dan bertambah. Sekolah
tidak hanya mewariskan kebudayaan yang ada, melainkan juga menilai, memilih
unsur-unsur kebudayaan yang akan diwariskan. Dalam hal ini, kurikulum turut
aktif berpartisipasi dalam kontrol sosial dan menekankan pada unsur berpikir
kritis. Nilai-nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan masa mendatang
dihilangkan dan diadakan modifikasi serta dilakukan perbaikan.
Ø Peranan Kreatif
Kurikulum melakukan kegiatan-kegiatan kreatif dan
konstruktif, dalam arti mencipta dan menyusun sesuatu yang baru sesuai dengan
kebutuhan masa sekarang dan masa mendatang dalam masyarakat. Guna membantu
setiap individu mengembangkan semua potensi yang ada padanya, maka kurikulum
menciptakan pelajaran, pengalaman, cara berpikir, kemampuan dan keterampilan
yang baru, dalam arti yang memberikan manfaat bagi masyarakat.
Tiga
peranan diatas menunjukan bahwa kurikulum berperan penting dalam proses pendidikan.
Dimana dalam proses pendidikan tersebut para siswa dididik dan dibina untuk
manjadi manusia yang berguna bagi masyarakat dan negara. Peran-peran tersebut diharuskan
berjalan secara efisien agar kurikulum dapat memenuhi tuntutan waktu dan
keadaan dalam membawa peserta didik menuju kepada kebudayaan masa depan tanpa
mengabaikan budaya yang telah ada.
Implementasi Kurikulum dalam Proses Pembelajaran
Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut
aktivitas, kreatifitas, dan kearipan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan
kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan secara
efektif dan menyenangkan (E. Mulyasa, 2006:189). Dari pengertian ini, sosok seorang guru sangat berperan penting
dalam berlangsungnya pembelajaran. Begitu juga dalam implementasi kurikulum,
guru juga sangat berperan penting dalam mengaktualisasi kurikulum dalam proses
pembelajaran. Oleh karena itu guru dituntut untuk kreatif dalam mengimplementasikan
kurikulum kepada peserta didik yang memiliki karakteristik berbeda.
Adapun
cara mengimplementasikan kurikulum menurut E. Mulyasa dalam bukunya Kurikulum
yang Disempurnakan ada lima cara yang berkesinambungan yaitu:
Ø Menciptakan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan (PAKEM)
Guru harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat
yang sangat kompleks, sehingga guru harus bisa menentukan secara tepat
pendekatan, metode dan tekhnik yang tepat untuk bisa mengaktualisasi kurikulum
secara efektif serta guru juga harus bisa menciptakan pembeljaran aktif,
keatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM).
Pembelajaran
Aktif
Pembelajaran aktif
merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktifitas
peserta didik dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas
dan dikaji dalam proses pembelajaran dikelas, sehingga mereka mendapatkan
berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya.
Pembelajaran
Kreatif
Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelejaran yang
mengharuskan guru untuk dapat memotifasi dan memunculkan kreatifitas peserta
didik selama pembelajaran berlangsung, dengan mengunakan beberapa metode dan
strategi yang bervariasi , misalnya bekerja kelompok, bermain peran dan
pemacahan masalah.
Pembelajaran
Efektif
Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mampu
memberikan pengalaman baru dan maembentuk kompetensi peserta didik, serta
mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin dicapai secara optimal.
Pembelajaran
Menyenangkan
Pembelajaran menyenangkan merupakan suatu proses pembelajaran
yang didalamnya terdapat sebuah kohesi yang kuat antara pendidik dan peserta
didik, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan. Dengan kata lain,
pembelajaran menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik antara guru dan
peserta didik dalam proses pembelajaran.
Ø Memilih Pendekatan Pembelajaran yang Tepat
Dalam pelaksanaan kurikulum, belajar dapat dipandang
sebagai aktivitas psikologis yang memerlukan dorongan dari luar. Oleh karena
itu hal-hal yang harus diupayakan adalah memotivasi peserta didik dan bagaimana
materi belajar harus dikemas secara menarik sehingga bisa membangkitkan motivasi, gairah
dan nafsu belajar. Jadi seorang pendidik harus bisa melakukan pendekatan yang
tepat agar bisa menemukan metode yang efektif dalam mengaktualisasi kurikulum
kepada peserta didik yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Ø Melakukan Pembentukan Kompetensi Peserta Didik
Pembentukan kompetensi peserta didik merupakan proses
pembelajaran yang direncanakan dalam implementasi kurikulum. Untuk kepentingan
tersebut, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator hasil belajar dan
waktu yang diperlukan harus ditetapkan sesuai dengan kepentingan pembelajaran
sehingga peserta didik memperoleh kesempatan dan pengalaman pembelajaran yang
optimal.
Ø Menetapkan Kriteria Keberhasilan
Kualitas pembelajaran dan pembentukan kompetensi dapat
dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran
atau pembentukan kompetensi dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruh atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta
didik terlibat secara aktiv, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses
pembelajaran, disamping menunjukan kegairahan belajar yang tinggi, semangat
belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Sedangkan dari segi
hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan prilaku
yang positif pada diri peserta didik
seluruhnya ayau setidak-tidaknya sebagian besar
(75%) dari peserta didik.
ØOrganisasi dan Manajemen Pembelajaran
Agar proses pembelajaran dapat dilaksanakan secara
optimal perlu dikembangkan organisasi dan manajemen pembelajaran yang
diaktualisasikan sedemikian rupa. Dalam organisasi dan manajemen pembelajaran
ada hal yang perlu diperhatikan , yaitu pelaksanaan pembelajaran, pengadaan dan
pembinaan tenaga ahli, pendayagunaan lingkungan dan sumber daya masyarakat,
pengembangan dan penataan kebijakan, serta keterbatasan pembelajaran. Hal ini perlu diperhatikan dalam proses
pembelajaran agar terciptanya keefektifan, keefisienan dan keoptimalan dalam
proses pembelajaran.
Dilihat
dari beberapa cara implementasi kurikulum diatas kita dapat menarik kesimpulan
bahwa cara-cara tersebut memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya. Dimana
setiap cara memiliki pengaruh terhadap implementasi kurikulum, apabila salah
satu cara tersebut tidak berjalan optimal maka implementasi kurikulum pun tidak
akan optimal. Hal ini harus menjadi perhatian serius bagi lembaga pendidikan,
karena lembaga pendidikan sangat berperan besar dalam mengaktualisasikan kurikulum.
Karena apabila cara-cara ini terabaikan maka peran-peran kurikulum pun akan tercapai secara tidak optimal.
BAB
III
PENUTUP
Dunia pendidikan tidak akan lepas dari kurikulum, karena kurikulum merupakan komponen yang sangat berperan
penting dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Dalam lembaga pendidikan akan sulit tercapai tujuan pembelajarannya tanpa
didukung oleh kurikulum yang diatur,
direncanakan dan digunakan secara efektif, maka dari itu tentu kita harus mengatur dan
mengorganisir kurikulum tersebut sesuai dengan perkembangan zaman yang semakin
maju tanpa menghilangkan peran utama kurikulum sebagai konservatif, kritis atau evaluatif dan kreatif.
Untuk mencapai tujuan
pembelajaran secara optimal tidak hanya sebatas konsep kurikulum yang terencana
dan teratur dengan rapi, akan tetapi banyak hal lain yang mempengaruhi tercapai
atau tidaknya tujuan dari suatu pembelajaran tersebut, diantaranya penerapan
kurikulum dalam proses pembelajaran. Dan hal ini sangat erat kaitannya dengan
pendidik, sehingga seorang pendidik dituntut untuk dapat memilih strategi yang
tepat dalam pelaksanaan pembelajaran diantaranya menentukan pendekatan, metode
dan alat/media yang sesuai, sehingga kurikulum dapat teraktualisasikan dan
tujuan pembelajaran pun dapat tercapai secara maksimal.